Jumat, 30 Juni 2017

VIENNA Whitening Anti Acne Sleeping Mask ; Masker Tidur Anti Jerawat




Hey dear, gimana libur lebaran kamu? Asik kan ya? H+5 ini udah makan apa aja? Pasti banyak ya kayak saya nih makan terooooosss..

Kali ini saya mau bahas soal masker ah. Tapi bukan jenis masker biasa kayak yang harus di cuci atau di kelupas gitu. Kali ini riviewnya soal masker tidur. 

Ada yang sudah tau masker tidur? Dari namanya aja udah jelas kalau masker jenis ini ya fungsinya bisa dibawa tidur alias ga usah repot cuci, atau bersih-bersih dan nunggu beberapa menit. Tinggal kamu pakai lalu tidur deh, besok pagi nya bisa langsung cuci muka kayak biasa. 

Kalau di negara sana (yang mana ya?) masker tidur ini sudah sangat umum dikenal, tapi kalau di Indonesia masih jarang ya yang punya sleeping mask begini. Saya seringnya beli online dan memang produknya dari korea/jepang atau negara barat sana. 

Tapi kemarin saya secara gak sengaja main ke Watsons dan nemu sleeping mask nya Vienna. FYI, Vienna ini merk lokal loo.. banyak varian masker yang dia punya dan mudah di cari di Guardian atau Watsons. 

Sebenarnya saya udah lama tau kalau Vienna punya masker tidur. Tapi yang warna pink dan itu lebih berfungsi untuk menjaga kelembaban, nah karena kulit saya berminyak banget saya jadi takut buat mencoba makanya gak pernah saya beli. Tapi pas kemarin ke watsons saya liat ada varian baru dari sleeping mask nya Vienna. 

Varian baru dari sleeping mask Vienna ini kalau gak salah ada 2 varian, sekilas saya liat sih mirip-mirip. Tapi akhirnya saya putuskan buat coba yang varian “Whitening Anti Acne Sleeping Mask” . sempet ragu juga nyoba nya karena disitu tertulis label whitening juga. Biasanya kan agen anti acne itu suka kontra sama whitening agen, but since it’s cheap enough to buy I decided to try, LOL.

Vienna Whitening Anti Acne Sleeping Mask

Seperti masker Vienna yang lain, sleeping mask ini kemasannya sachet. Agak kurang suka sih karena pasti repot pas mau pakainya, ditambah nanti nyimpan sisanya juga takut gak steril. Eh tapi tenang, jangan kehabisan akal, kalau kalian punya pot/jar kosong yang sudah tidak terpakai kamu bisa manfaatkan jar kosong tersebut. 

Kayak saya nih, saya beli 2 sachet sleeping mask. Saya buka lalu isinya saya keluarin semua, simpannya di jar kosong bekas face cream saya nih. Jadi kan lebih gampang nanti pas mau ambil isinya, gak khawatir tercecer. Asal nanti colek-coleknya pastikan tangan kamu udah bersih dulu ya. Lebih bagus lagi kalau pakai spatula jadi terjamin kebersihannya. 

Empty Jar bekas

Jar kosong yang mau kamu pakai pastikan juga harus bersih. Kalau saya bersihinnya di cuci biasa pakai air kran ditambah sabun mild bisa juga shampo bayi, atau face wash juga bisa. Setelah itu karena saya pengen banget memastikan jar kosong tersebut steril. Jadi jarnya saya isi air panas dan saya tutup beberapa menit kemudian di cuci ulang dengan air kran. Keringkan baru bisa dipakai deh. 

Isi Masker

Nah kalau kamu gak punya bekas jar kosong dan pengen lebih modal dikit, beli aja jar kosong buat kosmetik travel yang suka di jual di matahari atau strawberry gitu, di wastsons juga ada sih. Pokoknya bebas deh.

Oke sekarang langsung masuk ke review nya. 

Sleeping mask ini ukurannya cuma 15ml tapi menurut saya sih lumayan lah bisa di pakai sampe 2 minggu atau lebih kalau dipakai setiap hari. 

Warna nya hijau bening dan baunya khas tea tree, dan buat yang gak suka bau minyak kayu putih..  kayaknya bakal struggling deh. Soalnya baunya strong banget even buat saya. Ini strong banget baunya. Ugh. Tapi gak papa deh ya. 

Saat diaplikasikan, gel beningnya ini adem.. ada efek soothe nya dan bikin relax. Terus gak bikin muka jadi lengket karena gelnya menyerap dengan cepat. 

Teksture Gel Masker

Kandungan utamanya adalah tea tree oil, witch hazel dan aloe vera. Semua kandungan tersebut udah sangat familiar bagi yang berkutat di dunia skincare kayak saya ini. Mata saya paling ijo kalau udah liat skincare yang ada kandungan tea tree oil nya. Why? Because tea tree oil ini bagus sekali sebagai agen anti bakteri. Which means, bisa bikin kalem jerawat, bisa menghindari jerawatan, bisa mengontrol minyak berlebih, bisa menghindari terjadinya kemerahan atau sensitifitas kulit, dan yang lebih penting kulit jadi terjamin kebersihannya.

Bahan Utama Masker

Mungkin saya tipe yang gila bersih gitu ya. Apa-apa pengennya serba steril, jadi tersugestikan aja gitu kalau muka bersih bebas kuman dan bakteri jadi masalah kulit sedikitnya bisa dicegah. Kira-kira gitu mindset saya. 
Gak peduli orang-orang pengen putih, saya lebih mementingkan kebersihan dan kesehatan lebih dulu. Putih sih cuma bonus. 

Eh tapi belakangan saya udah jarang jerawatan. Karena mungkin skincare yang saya pakai semua work well, kalau jerawatan paling di saat mau dapat jatah haid dan setelahnya. Kalau ini sih..ah semua wanita juga pasti ngerti.

Tapi walau udah jarang jerawatan, saya tetep suka jajan skincare yang ada embel-embel anti acne nya. Karena kulit saya berminyak dan rentan timbul jerawat. Hahaha.

Selain tea tree oil, ada witch hazel juga yang bagus untuk membersihkan sekaligus meringkas pori-pori. Nah buat yang pori-porinya gwedhe-gwedhe.. witch hazel ini membantu sekali membersihkan kotoran yang menyumbat dalam pori-pori (nah ini yang nanti bakal jadi jerawat/komedo kalau gak dibersihkan), selain membersihkan pori-pori, witch hazel juga bisa meringkas pori. Kalau dibilang memperkecil pori-pori sih ya gak gitu juga kali ya... meringkas disini lebih tepatnya bikin pori jadi sedikit lebih rapat (thigthen) gitu loo jadi kotoran yang menyumbat pori gak akan mudah masuk lagi. 

Satu lagi kandungan utama dari sleeping mask ini adalah Aloe vera. Siapa gak tau lidah buaya? Sedih ya hari gini gak pernah liat lidahnya buaya, tapi di gombalin buaya sih udah sering. Hiks. 

Semua orang sudah banyak tau manfaat yang bisa di ambil dari lidah buaya, yang paling umum adalah bisa melembabkan, mengontrol kadar air, menenangkan kulit yang iritasi. Lidah buaya itu bisa di pakai untuk semua jenis kulit. Yang kulitnya kering bisa memberikan hidrasi lebih, yang kulitnya berminyak bisa mengontrol produksi sebum, yang sensitif bisa bikin lebih calm. Kalau mau kepo lebih googling aja deh ya sendiri. 

Di kemasan maskernya tertulis oil free, jadi gak usah khawatir yang punya tambang minyaque. Ini aman. 

Gel setelah di aplikasikan

Nah sejauh ini saya pakai sleeping mask Vienna gak ada tanda-tanda breakout. Karena kebanyakan makan yang gak sehat berhubung masih dalam suasana lebaran, ditambah H-1 lebaran saya malah dapet jatah haid, jadilah jerawatan, kusam, suram. 

Tiap malam saya pakai masker ini di barengi dengan skincare andalan pas lagi zerawatan, cukup rangkaian tea tree dari Oriflame terus pake masker ini. Jerawat yang kecil-kecil yang biasanya bakal membesar malah kalem dan gak kemerahan. 

Resultnya sih belum begitu saya rasain, mungkin kalau udah pemakaian agak lama. Ya namanya juga skincare..gak bisa instan. 

Nah untuk yang low budget dan ga mau repot beli produk luar, masker tidur Vienna ini bisa jadi pilihan. Selain bisa mencegah jerawat, bisa mencerahkan wajah juga. Katanya sih. Plus, ini aman di gunakan setiap hari di malam hari ya sebelum tidur. Bukan pas bobok ciang. Okey?

Harganya per-sachet itu kalau gak salah 16 ribuan. Sorry ya, kebiasaan suka gak hafal harga. Hhe.

Ok sekian aja review hari ini. semoga bisa membantu. See u on ma next post! ♡

Senin, 19 Juni 2017

WANITA MAKHLUK PERASA YANG TAK BERPERASAAN PULA TERHADAP WANITA



Masih sangat membekas di ingatan kita kasus viral seorang anak yang menggugat ibu kandungnya sendiri sebesar uang berjumlah miliyaran rupiah yang terjadi baru-baru ini. hal tersebut tampaknya banyak mendapat simpati dari berbagai kalangan.

Entah apa yang ada dalam benak dan kepala orang tersebut hingga tega menggugat ibu kandungnya sendiri sampai menyeretnya ke pengadilan, membuat tubuh rentanya yang lemah semakin terbebani dengan beban mental yang begitu berat.


 Apalah daya seorang wanita paruh baya yang sudah di dzalimi sedimikian rupa oleh darah dagingnya sendiri, namun Ia tak mungkin sanggup untuk tidak memaafkan perbuatan seburuk apapun yang ia terima dari anaknya.

Begitulah sosok Ibu yang baik. Seorang ibu pasti memaafkan anaknya. Namun pernahkah terpikirkan oleh kita bahwa luka yang sudah kita goreskan dalam hatinya tetap ada dan membekas. Walau begitu ia hidup dengan tegar menerima luka yang di deritanya sampai seumur hidup.

Seperti itu kah balasan terhadap orang yang menjaga kita dari sejak kita masih seoonggok daging hingga dewasa beranjak menikah.

Bagaimana kalau di kalkulasikan seberapa besar pengorbanan yang orangtua kita pernah lakukan untuk anaknya? Jika soal materi aka.uang, seberapa banyak uang yang ia keluarkan saat mengetahui dirinya hamil dan harus menjaga asupan makanan terbaik untuk anaknya? Biaya dokter, biaya persalinan, lalu pakaian dan makanan pendamping asi, biaya kesehatan anak, pendidikan selama lebih dari 12 tahun, makanan sehari-hari, belum lagi transport, atau hal semacam rekreasi. Dari sejak anaknya berumur bulanan sampai 20 tahun an.


Kita tidak tahu berapa banyak yang pernah ia keluarkan, berapa banyak hutangnya di sana sini. Namun ia tidak pernah mengharapkan apa yang ia keluarkan akan dikembalikan. Mana ada orangtua yang mengumpulkan nota-nota pembelian ini itu, di koleksi, lalu suatu hari akan dihitung jumlahnya dan anaknya di minta menebus sejumlah yang pernah di keluarkan. Mana mungkin orangtua yang baik melakukan hal tersebut.

Kalau sudah begitu, siapa disini yang tidak tahu diri? Apa ini yang disebut durhaka? Bisakah kita menjawab sendiri pertanyaan itu dalam hati?

Ada lagi kasus berbeda namun masih berhubungan dengan sosok wanita. Seorang mahasiswi yang menumpahkan kekesalannya akan ibu hamil di KRL. Ia menuliskan dalam sosial media nya tentang kekesalannya yang tidak ikhlas memberikan tempatnya duduk untuk seorang ibu hamil. 


Nampaknya emosi bisa membuat kita bertindak tidak berhati-hati dan cenderung bodoh. Menjaga lisan saja tidak cukup di jaman modern seperti ini, kita juga perlu menjaga jari-jemari dari maksiat menuliskan kata-kata cacian yang tidak pantas atau kalimat emosionil yang cenderung menimbulkan banyak masalah.

Masalahnya adalah kenapa begitu tidak ikhlasnya memberikan kursi untuk ibu yang sedang hamil? Ya mungkin dia punya alasan tersendiri. Tapi bagaimana pun dari sudut yang terbaca, saya sebagai orang sok tahu merasa akan sangat ikhlas memberikan kursi yang saya duduki untuk orang-orang yang di prioritaskan. Tidak hanya difable atau orang-orang tua saja, menurut saya, orang-orang prioritas adalah orang-orang yang jika tidak diberikan hak nya lebih dulu akan mengalami banyak kesulitan.


Contohnya begini. Ada anak-anak dan hanya berdiri di angkatan umum kita tahu bahwa anak-anak lebih lemah dan khawatir mengalami stres, sedangkan saya yang masih segar dan sehat jelas lebih kuat dari anak tersebut tidak mau memberikan kursi saya duduk. Atau ada seorang kakek/nenek, bisa juga ibu hamil. Bahkan bisa pula orang sebaya, namun ia sedang dalam kondisi yang tidak baik (sakit). Maka bagi saya mereka adalah prioritas.


Kenapa begitu sulit berbuat hal kecil seperti itu di masa sekarang? Apa saat ini banyak orang berpendidikan baik yang mengalami degradasi mental? Ini bukan soal teori tapi soal hati nurani. Apa kita sudah tidak memiliki hati nurani karena dikalahkan oleh ego dan teori yang biasa “di kambing hitamkan” oleh kita hanya untuk pembelaan diri semata. Kita tinggal di negara Indonesia. Yang orangnya ramah-ramah, tinggi toleransi dan tenggang rasa. Apa hal tersebut hanya ada dalam lirik lagu saja?

Yang saya sebutkan hanya secuil contoh yang terjadi di negara ini. Belum lagi kasus-kasus lain atau bahkan pengalaman pribadi yang pernah kita alami.

Sebagai wanita yang katanya mahluk perasa, kenapa tiba-tiba jadi heartless bahkan kepada sesama wanita. Kita juga dilahirkan dari rahim seorang wanita. Alangkah indahnya jika saling memahami dan menghargai, bukan?

Kalau sudah seperti ini, malukah kita untuk berangan-angan suatu hari nanti ingin memiliki putra-putri yang berbakti pada kita. Ya kita seorang wanita yang tidak mewanita kan wanita.



Minggu, 18 Juni 2017

L'Oreal Paris Rouge Magique; Mont Blanc





Biasanya saya adalah orang yang tidak tergerus oleh trend. Termasuk soal trend lipstique nude. 

Di masa kini, lipstik nude banyak jadi pilihan untuk dipakai sehari-hari. Katanya sih biar keliatan natural dan gak lebay gitu. Tapi saya pernah mikir gini “lah ngapain tuku lipstik larang tapi ujung-ujungnya orang nda tau kamu pakek lipstik?” dengan kata lain saya tipe manusia yang sukanya sama warna lipstik gorjess #BoldLipstickTeam


Well, karena saya mulai gatel juga akhirnya cari-cari lisptik yang nude. But so far gak ada yang saya favorite ini, ujung-ujungnya nganggur. Apalagi yang teksturenya matte udah warnanya nude, gak pigmented, bikin garis bibir keliatan, pokoke JELEK! BENCIK banget!

Sampai pada akhirnya nemu lipstik L’Oreal yang Rouge Magique yang membuat saya terpikat pada packaging nya. Super cantiqueeee woy ini lipstik! Lipstik baru ini banyak banget di post sama beauty blogger, saya jadi pengen banget setidaknya beli satu shade dulu siapa tau failed kan gak nyesel banget. Akhirnya saya jatuhkan pilihan pada 1 shade Mont Blanc yang masuk range nude colors. 


Kemasan
Siapa yang gak setuju sama saya kalo lipstik satu ini tuh cantique, anggun, menawan, dan glamor dalam sekali liat. Tanpa liat warna lipstiknya sendiri, liat packagingnya aja tuh gemes minta dikoleksi ya qan? 

Front Side

Hadir dengan warna dove hitam dan magenta. Super mewah ditambah ukurannya yang lumayan sleek, gak bikin makan tempat begitu banyak plus.. lihat, bagian belakang lipstik ini ada semacam part untuk tutup lipstiknya supaya dia tertutup dengan rapat, click! Kalo ditutup bakal ada bunyi begitu. Ini sangat aman buat dibawa kemana-mana.

Back Side
 
Warna
Shade yang saya pilih adalah Mont Blanc. Ada beberapa shade nude yang saya galau mau beli dia atau ini..tapi ujung-ujungnya saya beli yang Mont Blanc karena ini narbenar MLBB (My Lips But Better). Ini nih yang susah. Selama ini saya kurang nemu shade MLBB saya. Sampai akhirnya nyerah dan ketemu L’Oreal Rouge Magique, saya jadi senang dan terharu. Walaupun nude, ini wearable di saya. Gak bikin jadi kayak orang sakit atau lesu gitu. 



Mont Blanc sendiri warnanya nude pale pink. Ada hint pinkish tapi pucat jadi gak gitu keliatan pink nya. Jatuhnya di bibir saya sih warnanya lebih ke mauve deh mungkin. Super love the color.

Pigmentasi
Alasan ke-2 kenapa saya suka lipstik ini adalah pigmentasinya yang bagus banget. dia mampu menutup warna kehitaman bibir saya tanpa perlu 2 kali swipe. Really. Waktu saya coba di counter L’Oreal most of colors, warnanya pigmented semua. Dari yang nude, bold, dan dark semua pigmented. 

Tekstur
Bibir saya itu kering banget sodara-sodara, jadi kalau pakai lipstik matte ya siap-siap broken heart. Tapi ini... pengecualian. Gila kali ya ini lipstik. Saya gak pakai lip balm aja glide on smoothly. Serius. Dan enaknya, gak bikin garis bibir saya keliatan makin jelas walau hasilnya matte.

Mont Blanc on my lips

Nah di awal mengulas lipstik ini, mungkin teksturenya lebih ke creamy, buttery gitu tapi finishingnya matte kok. But ini gak smudgeproof jadi gak bisa buat makan ganas. Gak masalah saya sih, yang penting ena dan nyaman dipake, gak bikin bibir kering, powdery, apalagi sampe ada feel mencengkeram ala-ala lip cream gitu. Big No!

So far, saya senang akhirnya bisa menemukan warna nude untuk look MLBB saya sehari-hari, dan juga shade Mont Blanc ini bisa jadi base untuk ombre lips. Jadi gak rugi beli lipstik yang cantique ini.
Kalau di nilai antara 1-10 saya kasih nilai 9,5 for this L’Oreal Rouge Magique Lipstick. 

MLBB for Natural look


Brand : L’Oreal Paris
Seri : Rouge Magique
Shade : 932 Mont Blanc
Beli di : Counter L’Oreal CSB Mall
Harga : Rp. 129.000,-

Thanks for reading, see ya on my next post. ♥


APA SALAHNYA JADI INTROVERT?




Ada 2 tipe manusia dalam hal pergaulan yang sangat umum kita ketahui. Tipe pertama adalah Ekstrovert dan tipe kedua adalah Introvert. Perbedaannya sangat jelas. Yang mana sih tipe kamu? 

Tipe saya adalah, saya tidak tahu pasti. Bingung kan? Iya saya juga bingung. Agaknya dalam beberapa kesempatan mungkin saya sedikit dapat bergaul namun dalam banyak hal  saya sangat menghindari kerumunan orang. Dari tes aplikasi yang saya coba sih, saya jawab sekitar 60 pertanyaan dan hasilnya waoow saya Introvert 80%. *Claps

Ok forget about that silly test. Back to topic. Tidak seperti para ekstrovert yang sangat mudah memegang kendali dalam pergaulan, si introvert cenderung lebih grogi, gak pede, serba ga nyaman, intinya they usually feeling insecure

Saya menyadari bahwa saya adalah seorang introvert sejak masa SMA juga kembali menyadari lagi baru-baru ini. 

Saat SMA adalah masa yang paling saya benci, honestly. There’s nothing worth to remember bout this stage. Karena pada masa tersebut bullying sudah menjadi makanan saya sehari-hari. Saya jadi korban bullying verbal. Saya gak ngerti kenapa mereka begitu ke saya jadi setiap hari saya hanya duduk sendirian di bangku paling depan tanpa teman sebangku. Saat istirahat, saya lebih memilih membeli roti/susu dan menghabiskannya di bangku saya atau di pojok kelas sambil menutup telinga saya dengan earphone, mendengarkan lagu-lagu My Chemical Romance atau Avanged Sevenfold, kalau lagi mellow saya dengerin lagu Korea. Pulang sekolah pun saya gak pernah “rombongan” saya lebih memilih pulang sendiri, berjalan cepat dengan kepala ditundukkan. Lalu sampai rumah dengan menghela nafas panjang. 

Saya gak suka buang waktu dengan orang-orang yang cenderung suka ber gosip, merasa malu juga harus bertemu orang banyak. Tapi soal jalan-jalan, makan atau belanja, saya sangat suka melakukan hal tersebut sendirian. Saya bahkan tidak takut atau khawatir. Justru ada momen dimana saya pergi belanja bersama teman saya, yang ada saya jadi malas, cepat capek, dan pengen cepet-cepet pulang. 

Kira-kira  seperti itu sisi introvert saya. Tidak ada yang salah menjadi Ektrovert pun gak salah menjadi Introvert. 

Bukan berarti saya juga gak suka bergaul, saya tetap bergaul namun selektif karena saya tahu betul karakter diri saya bagaimana. Saya tidak mau menyakiti orang banyak karena sikap, sifat dan kata-kata saya. Jadi biarlah saya jadi diri sendiri, dan biarlah kalian jadi diri kalian sendiri. 

Yang terpikir oleh saya yang seorang introvert adalah ..

Apa salahnya jadi introvert kalau bisa menghabiskan waktu sendiri untuk belajar daripada berkumpul lalu melakukan hal yang kurang berfaedah.

Apa salahnya jadi introvert kalau melihat manusia jaman sekarang tidak bisa dipegang janji dan kata-katanya. Diminta jaga rahasia malah mengumbar.

Apa salahnya jadi introvert kalau bisa lebih berhemat karena tidak mau di ajak nongkrong cantik di coffee shop beken gak peduli bapakmu di sawah makan ikan asin sama tempe doang.

Apa salahnya jadi introvert kalau bisa lebih menjaga diri dari banyak laki-laki yang kepo-in instagram kamu karena kamu kebanyakan aplod foto-foto diri yang cantique to the max.

Apa salahnya jadi introvert kalau kamu punya orang yang sayang sama sisi introvert kamu.

Apa salahnya jadi introvert kalau keluarga kamu masih mendukung dan menyayangi kamu. 

Udah ah ngedumelnya. Makasih udah iseng baca.